SAPARUA RUSUH, AMBON TEGANG
Kerusuhan di Desa Siri Sori Islam, Siri Sori Amalatu dan Desa Ulath serta
pembakaran/pengrusakan rumah serta Mesjid di kota
Saparua pada hari Kamis, 15 Juli 1999 yang menelan korban jiwa 6 (enam) orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka
berat dan ringan setidak-tidaknya telah ikut membawa ketegangan bagi warga kota
Ambon.
Dari hasil pantauan Tim Investigasi, kerusuhan di pulau Saparua telah berpengaruh terhadap warga kota Ambon yang tinggal di
wilayah Ponegoro, Urimesing dan Batu Gajah.
Pada hari Minggu, tanggal18 Juli 1999 sekitar jam 21.30 WIT, beberapa pemuda yang sementara bermain kartu (domino) di rumah
keluarga ALFONS yang tinggal di daerah Ponegoro mendengar ada lemparan batu. Namun mereka tidak
menghiraukannya. Kira-kira
jam 23.45 WIT kembali terjadi pelemparan batu di tempat yang sama. Pelemparan tersebut kemudian dibalas oleh warga Ponegoro
Atas yang berlanjut dengan saling melempar antar kedua warga (Ponegoro Bawah dan Ponegoro
Atas).
Bersamaan dengan itu masa mulai berdatangan dari Batu Gajah ke arah MAKODAM XVI
Pattimura, demikian juga dari Urimesing
ke arah depan SMP/SMU Kristen.
Aparat keamanan yang teridentifikasi berasal dari kesatuan KOSTRAD 413 Solo dan
DEN-ZIPUR 5 kemudian mendatangi lokasi
kejadian dan segera megendalikan situasi keamanan.
Upaya mencegah melebarnya kerusuhan mulai dilakukan dengan jalan mempertemukan Ketua RT dari pihak-pihak yang bertikai
(Ponegoro Atas dan Ponegoro Bawah) dengan beberapa pemuda dari masing-masing
pihak.
Pertemuan mana menghasilkan kesepakatan damai dengan harapan pernyataan kesepakatan damai tersebut akan dilakukan di
MAPOLDA Maluku pada besok harinya.
Kira-kira jam 03.00 WIT dini hari, Senin 19 Juli 1999 aparat keamanan yang semula bertugas mengamankan situasi telihat
meninggalkan lokasi kejadian tanpa diketahui kemana perginya. Demikian keterangan saksi mata
R.A. dan W.A. kepada Tim Investigasi.
Hal tersebut menyebabkan warga Ponegoro Atas menjadi bingung dan tegang yang dilanjutkan dengan terjadinya arus pengungsian
warga Ponegoro Atas ke gedung Gereja Advent yang letaknya bersebelahan jalan dengan lokasi
kejadian.
Selanjutnya pada hari Senin, tanggal 19 Juli 1999 kira-kira jam 10.00 WIT terjadi pelemparan batu oleh warga Ponegoro Bawah
ke arah rumah keluarga PATTIKAWA yang dilanjutkan dengan aksi pelemparan antara warga kedua belah pihak yang bertikai hingga
kira-kira jam 11.00 WIT.
Bersamaan dengan itu terjadi konsentrasi masa di sekitar depan Gereja Advent dan belakang MAKODAM XVI Pattimura yang datang
dari Batu Mejah dan Batu Gajah.
Aksi pelemparan terus berlanjut dan diikuti dengan terdengarnya bunyi ledakan bom yang diperkirakan datang dari masa Batu Gajah
ke arah Ponegoro Bawah, yang kemudian jatuh dan meledak di kali (sungai)
Ponegoro.
Aparat keamanan kemudian terlihat mendatangi lokasi kejadian dan dapat mengendalikan situasi
keamanan.
Dari lokasi kejadian, Tim Investigasi melaporkan akibat peristiwa ini 3 buah rumah mengalami kerusakan dan beberapa warga diamankan
karena diduga membawa senjata tajam dan senjata rakitan.
Sementara itu Tim Investigasi di lapangan melaporkan juga bahwa sekitar jam 17.15 WIT telah terjadi ketegangan antar warga di
Batu Gantung dan jalan A.J. Patty. Sebab-sebab ketegangan tersebut sementara dilakukan
investigasi.
Ketika peristiwa ini terjadi, dilaporkan sementara berlangsung DIALOG ANTAR AGAMA
se-MALUKU yang dilaksanakan di Ambon oleh Pusat
Rujuk Sosial (PRS) Maluku.
Berikut hasil identifikasi korban kerusuhan di pulau Saparua (Desa Siri Sori Islam, Siri Sori
Amalatu, Ulath dan Kota Saparua.
1. Korban Meninggal Dunia : 6 orang, atas nama :
- KOPKA (Pol) ESAU HUWAA
- GANY SANAKY
- UBET KAPLALE
- PHILIP KAYA
- WEYNAND SAPULETE
- OCTOVIANUS LATUMAHINA
2. Korban Luka Berat : 5 orang, atas nama :
- LETTU (Pol) A.R. TATUH (Kapolsek Saparua)
- DOMINGGUS NAHUSONA
- AGUSTHINUS LATUPEIRISSA
- FREDY TALAKUA
- S. NOYA
* Korban lain masih diidenfikasi.
* Seluruh korban meninggal/luka, karena ditembak dengan peluru
tajam.
3. 1 (satu) buah PUSKESMAS di Desa Siri Sori Islam rusak berat
akibat terbakar.
4. Di Kota Saparua :
- 12 (dua belas) rumah penduduk rusak/terbakar.
- 19 (sembilan belas) kios dan toko rusak berat akibat dibongkar dan
barang-barangnya dibakar habis.
- 1 (satu) buah Mesjid rusak berat akibat dibongkar.
- 1 (satu) buah Kantor Agama terbakar habis.
YAYASAN SALA WAKU MALUKU
|