MARET 6, 1999: Peristiwa Penganiayaan di Ambon (in Indonesian)
|
[6 Maret 1999] PENCULIKAN, PEMBUNUHAN, PEMBANTAIAN DAN PENEMBAKAN RAKYAT DI AMBONSetelah terjadi penculikan terhadap beberapa warga Kristen di Ambon, maka pada hari Sabtu dinihari, tanggal 6 Maret 1999, Kota Ambon dikejutkan lagi dengan terjadinya penembakan misterius oleh oknum yang tidak dikenal, yang mengakibatkan 1 (satu) orang meninggal dunia, 19 (sembilan belas) orang luka-luka. Menurut data yang diterima dari tempat kejadian, kira-kira jam 19.30 WIT., hari Jumat, tanggal 5 Maret 1999, terjadi pelemparan beberapa buah bom ke arah Geraja Silo yang terletak di sekitar Tugu Trikora, diikuti dengan majunya ratusan masa Islam dari Jalan Baru yang sudah hampir mendekati Gereja Silo, antara 50 s/d 100 meter, yang datang dari berbagai arah. Masa Kristen kemudian keluar dan mengambil tempat di lorong-lorong jalan, seperti : Jln. Kol. Pieters, depan PLN dan Tugu Trikora. Hingga jam 21.30 WIT., masa kedua belah pihak saling menghujat. Kira-kira jam 20.30 WIT., tiba di lokasi kejadian : PANGDAM Trikora, DANREM 174 Pattimura, Bpk Frengky Kaihatu, DANGUSKAMLA ARMATIM dan Ketua Klasis Pulau Ambon untuk menenangkan masa. Upaya ini berhasil dan keadaan menjadi tenang kembali. Sebelum terjadinya kejadian dan karena telah terjadi penculikan dan pembunuhan dengan menggunakan mobil beberapa hari sebelumnya di Kota Ambon, maka setiap mobil yang melewati jalan, apalagi sudah larut malam, yang dicurigai diberhentikan untuk diperiksa oleh rakyat. Dalam hubungan tersebut, kira-kira jam 03.00 WIT., hari Sabtu tanggal 6 Maret 1999, di depan Gereja Silo muncul 2 (dua) mobil kijang. Mobil yang pertama dihentikan oleh masa dan diperiksa, kemudian disuruh pergi, namun berhenti setelah mobil kedua ditahan. Sedangkan mobil kedua dihentikan, dari dalam mobil tersebut keluar beberapa orang yang diidentifikasi sebagai aparat keamanan, (menurut saksi mata yang bernama : WELLEM NAHUMURI, aparat keamanan tersebut berasal dari URC - Unit Reaksi Cepat, POLRES P. Ambon dan P.P. Lease, diantaranya teridentifikasi atas nama : SERTU NIKSON LA ODE BIO (alias IKRA) dan SERKA ALIMIN (keduanya beragama Islam), yang kemudian mengancam masa dengan kata-kata : "kalian mau melawan kita", kemudian dengan senjata yang ada di tangannya memberondong masa yang ada disekitarnya. Akibat tembakan tersebut, 1 (satu) orang meninggal dunia dan kurang lebih 19 orang luka-luka. Berikut, nama-nama korban penembakan tersebut.
Diduga ada anggota Marinir yang juga terkena tembakan dalam kejadian ini. Menurut saksi mata, setelah melakukan penembakan, penembak tersebut berteriak : "kalau main dengan saya, saya akan tembak semua", serta kata-kata yang dikeluarkan kepada Marinir : "Kenapa tidak pakai senjata", kemudian mobil tersebut pergi. Sementara itu, pada tanggal 1 s/d 5 Maret 1999,
telah terjadi penculikan, pembantaian dan pembunuhan beberapa warga masyarakat,
antara lain :
Selain itu, pada tanggal 3 Maret 1999, di daerah Karang Panjang ditemukan 1 (satu) mayat yang hingga kini belum teridentifikasi. Sedangkan pada tanggal 5 Maret 1999, jam 21.30 WIT., telah terjadi penganiayaan oleh warga Rumah Tiga terhadap seorang mahasiswa Politeknik UNPATTI, yang bernama SWARNO (beragama Islam), penduduk Desa Waiyame ditemukan oleh warga Desa Rumah Tiga sedang meloncat keluar dari rumah seorang warga Bugis lainnya dengan membawa pisau. _____________________________________________ |
|