Situasi Ambon (17 Sept 1999)
|
Situasi Ambon, 17 September 1999
Situasi Kota Ambon selama beberapa hari terakhir ini cenderung tenang walaupun masih ada beberapa masalah dan gangguan yang cukup berarti. Jalur Jalan Tertutup Hingga hari ini beberapa jalur jalan masih tertutup. Jl. A. J. Patty yang merupakan pusat pertokoan masih ditutup aparat keamanan. Jalur jalan mulai dari depan Tanah Lapang Kecil hingga ke Mesjid Al-Fatah, Batu Merah, Galunggung, Batu Koneng (Poka) yang masih sering menjadi pusat kosentrasi masa Muslim juga belum bebas dilalui. Masyarakat terpaksa memilih jalan lain atau menggunakan jalur laut dengan speed boat untuk masuk dan keluar Kota Ambon. Penangkapan Senjata Tajam dan Bom Rakitan Setelah tertangkapnya sejumlah senjata tajam dan bom rakitan bersama kurang lebih 70 orang personil masa Islam dari Ternate dan Sanana beberapa hari yang lalu di atas KM . Kota Teratai di Pelabuhan Ambon, maka pada hari Rabu, tanggal 15 September 1999, aparat keamanan kembali mengamankan sejumlah senjata tajam/rakitan dan bom rakitan beserta puluhan masa Muslim yang datang dengan 2 (dua) mobil truck penuh , dari arah jazirah Leihitu menuju Desa Poka dan Rumahtiga. Aparat keamanan yang mendengar informasi tersebut sempat menghadang masa tersebut di pertigaan Desa Hunuth/Durian Patah. Masa akhirnya disuruh kembali ke desanya. Sementara itu pada hari Kamis tanggal 16 September 1999, kira-kira jam 11.30 WIT aparat keamanan kembali menyita sejumlah senjata tajam/rakitan di depan kompleks SECATA B Suli, yang diangkut dengan sebuah mobil penumpang dari arah Tulehu menuju Kota Ambon. Percobaan Penyerangan Di Desa Poka Pada tanggal 16 September 1999, kira-kira jam 19.30 WIT masa Muslim dari jazirah Leihitu, terlihat menuruni gunung di belakang Desa Poka dengan menggunakan obor, ke arah Desa Poka. Mereka kemudian bergabung dengan masa muslim yang berada di kompleks Mesjid Al-Ikhlas Perumnas Poka. Kira-kira jam 21.00 WIT dengan menggunakan berbagai senjata tajam dan bom rakitan, masa Muslim yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 100 s/d 150 orang itu, mencoba melakukan penyerangan. Namun aparat keamanan segera membuat barikade pada jalan-jalan di blok III Perumnas BTN yang merupakan pertahanan masa Kristen, sehingga tidak sampai terjadi bentrok physik. Penembakan Speed Boat di Laut Dari Pulau Saparua dilaporkan bahwa pada hari Sabtu, tanggal 12 September 1999, telah terjadi penembakan atas sebuah speed boat yang mengangkut penumpang dari kota Saparua menuju Desa Ouw/Ullath dan saat berada di depan Mesjid Siri Sori Islam (berada di tepi pantai) terdengar bunyi tembakan yang diarahkan langsung mengena badan speed boat hingga pecah. Dalam insiden ini tidak ada korban jiwa. Para Nelayan Mulai Mengeluh Para nelayan di Pulau Saparu juga mulai mengeluh. Pasalnya sebelum kerusuhan mereka biasanya memancing ikan cakalang pada rumpon yang dibuang ke laut. Namun saat ini mereka harus mencari ikan dengan susah payah, karena rumpon-rumpon tersebut telah menghilang. Diduga ada yang telah dengan sengaja memutus tali sauh/jangkarnya. YAYASAN SALA WAKU MALUKU |
|