Situasi Ambon (19 Sept 1999)
|
SITUASI AMBON, MINGGU 19 SEPTEMBER 1999
1. Ketegangan di Desa Rumahtiga Kondisi kota Ambon hari ini, Minggu 19 September 1999 masih tetap rawan. Setelah terjadi beberapa insiden di dalam dan luar kota Ambon, maka mulai jam 19.00 WIT hari Sabtu hingga jam 06.00 WIT hari Minggu, 19 Septemeber 1999, terdengar bunyi ledakan puluhan bom rakitan yang cukup dahsyat di kota Ambon. Hari ini Minggu, tanggal 19 September 1999, kira-kira jam 13.00 WIT, masyarakat desa Rumahtiga dikejutkan dengan terbakarnya pasar Rumahtiga serta 1 (satu) buah rumah di depan SMU NEGERI 3 Ambon. Sumber api tidak diketahui berasal dari mana atau siapa yang membakarnya. Namun yang menjadi tanda tanya bagi masyarakat adalah, kompleks yang dijaga oleh aparat keamanan DEN ZIPUR 5 ini, kok bisa terbakar, tanpa bisa diketahui siapa yang membakarnya. Bersamaan dengan terbakarnya pasar Desa Rumahtiga tersebut, terdengar suara adzan dari mesjid Ataqwa Rumahtiga , yang diikuti dengan kosentrasi masa Muslim di sekitar Mesjid tersebut. Beberapa ledakan bom terdengar dari dalam kompleks perumahan Muslim di sekitar Mesjid yang mengakibatkan masa Kristen keluar dari rumah masing-masing dengan berbagai alat tajam seperti parang, panah tombak, bom dan senjata rakitan serta memenuhi sudut jalan. Aparat keamanan dari kesatuan KOSTRAD 411, segera memblokir jalan-jalan menuju ke kompleks perumahan di sekitar mesjid Ataqwa. Masa akhirnya dapat ditenangkan dan aparat menguasai sepenuhnya situasi keamanan. Namun kurang lebih jam 13.45 WIT terdengar tembakan beruntun di sekitar kompleks perumahan dosen Univeristas Pattimura , baik dengan tembakan peringatan ke atas maupun dengan tembakan mendatar ke arah masa dan rumah-rumah dosen, baik yang diarahkan dari arah kompleks perumahan Mesjid Ataqwa maupun dengan jalan memasuki kompleks perumahan dosen tersebut. Rumah seorang dosen fakultas Teknik Unpatti, Ir .CONNY NANLOHY, M.Eng, sempat diberondong peluru hingga kaca jendela rumahnya pecah dan nyaris membunuh orang-orang yang berada di dalam rumah tersebut. Menurut salah seorang aparat keamanan yang teridentifikasi bermarga de FRETES, penembakan tersebut dilakukan karena pada saat terjadi kosentrasi masa Kristen di kompleks perumahan dosen Unpatti tersebut, ada masa yang melakukan penembakan dengan senjata rakita yang nyaris mengenai seorang aparat keamanan dari DEN ZIPUR 5 . Walaupun demikian beberapa orang dosen Unpatti dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi kejadian sangat menyayangkan penembakan yang dilakukan oleh aparat keamanan yang membabi buta itu. Untunglah tidak ada korban Jiwa. Dalam insiden ini seorang warga Muslim mengalami luka
tembak pada bagian 2. Ir. JOICE DANGEUBUN Dipastikan Hilang Sementara itu IR. JOICE DANGEUBUN Msc, dosen Fakultas Perikanan Universitas Pattimura yang sejak kemarin, Sabtu, 19 september 1999, diinformasikan belum diketahui keadaannya, hari ini dipastikan hiilang. Informasi yang diterima dari Tual, bahwa aparat keamanan sempat melakukan sweeping dan pencarian di atas kapal KM Bukit Siguntang hingga beberapa kali, namun tidak sedikitpun ditemukan jejak dari JOICE. Diperkirakan JOICE telah meninggal dunia dengan jalan dibantai (dibunuh) kemudian dibuang ke dalam laut atau dibuang ke laut secara hidup-hidup dalam perjalanan dari Bau Bau ke Ambon. Masyarakat Ambon masih menyayangkan tindakan aparat kepolisian dan nahkoda kapal maupun pihak keamanan yang ada di kapal yang bekerja sangat lamban, sehingga pelakuknya tidak dapat diungkapkan. Para pelakunya mungkin telah turun di Ambon. Kalau demikian harus bagaimana lagi untuk mengungkapkan kasus ini. 3. Kairatu dan Waai Ikut Bergolak Dari Kairatu pulau Seram 2 (dua) hari lalu, telah terjadi kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban dan rumah-rumah terbakar. Korban dan rumah-rumah yang terbakar, belum dapat dipastikan jumlahnya, karena situasi keamanan yang sangat rawan yang mengakibatkan tim kami belum dapat terjun ke lokasi kerusuhan. Namun menurut informasi dari jaringan kami via telepon bahwa kerusuhan terjadi karena masuknya warga Muslim dari beberapa desa dari Pulau Haruku dan Pulau Ambon melalui laut dengan menggunakan speed boat, yang ikut memprovokasi masyarakat. Sementara itu dari Desa Waai, dikhabarkan hari Jumat, tanggal 17 September 1999, telah terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 1 (satu) orang mengalami luka-luka. YAYASAN SALA WAKU MALUKU
|
|