Date: Tue, 26 Nov 1996 23:06:48 -0600 From: (Nugroho) Subject: Re: Penginjilan di Situbondo?? Memang terus terang judul dari berita yang kami sampaikan kurang tepat dan terkesan agak "nakal" dan menggelitik sehingga para pembaca menjadi agak terkecoh. Tetapi sebenarnya kalau mau dikait-kaitkan ya sebetulnya masih ada kaitannya karena sebagian besar TKW di Hong Kong berasal dari Jawa Timur termasuk kota Situbondo. Mohon maaf kalau sampai saudara Andreas jadi terganggu. Mengenai kebebasan di China, saya sungguh sering mendengar dari para Missionaris yang saya kenal / pernah bertemu mis: Brother Andrew, Dennis Belcome, Bambang dan Ina dan lainnya bahwa diChina banyak gereja bawah-tanah yang tidak resmi. Kalau memang ada gereja resmi kenapa dibutuhkan gereja bawah-tanah? Katanya karena gereja resmi dikontrol pemerintah dan isi sermon sangat dibatasi.Mengapa alkitab perlu diselundupkan, dan tidak diImpor saja secara resmi? Di Canada dan Australia saat ini kebanjiran orang-orang Hong Kong yang berimigrasi kesana karena mereka tidak mau mempercayai janji dari pemerintah yang akan datang. Saya yakin bahwa orang-orang Hong Kong tersebut lebih mengenal karakter pemerintah China dan memiliki judgement yang lebih baik daripada kita yang sekedar membaca berita. Meskipun benar bahwa Gereja resmi masih boleh beroperasi, saya tidak yakin bahwa orang akan masih boleh membagi-bagi traktat, memberitakan injil, atau mengadakan kebaktian / KKR terbuka di lapangan Victoria Park Johan wrote: >Pertama, di Hong Kong sendiri sudah ada 4 Gereja resmi yang ada bahasa >Indonesia-nya (belum termasuk pos PI) ditambah lagi berita bahwa rombongan >dari Jakarta (Pdt. Nico dan kawan-kawan) akan membuka Gereja di Hong Kong >secara resminya Januari 1997. Betul, dan kami masih butuh lebih banyak lagi. Bahkan kami merencanakan (dan sudah membicarakan) untuk bekerja sama dengan P. Nico dkk. dalam berbagai acara sehingga gereja tersebut bisa menampung hasil tuaian kami >Kedua, di China sendiripun, orang asing tetap bebas berbakti selama tidak >campur dengan orang setempat. Apalagi di Hong Kong yang lebih terbuka >(karena dijadikan daerah khusus). Puji Tuhan. Jadi para TKW yang tidak dipulangkan karena TKCHINA yang lebih murah dan lebih mudah berkomunikasi dengan orang Hong Kong, masih bisa berbakti. >Ketiga, dalam masa peralihan pemerintahan dari Inggris ke China, walaupun >ada perubahan, tetapi saya yakin tidak banyak dan tidak langsung pada >hal-hal mendasar. Alasannya adalah : >1. Orang Hong Kong sangat terbuka dan mudah mengadakan demonstrasi terhadap >hal-hal yang tidak bisa diterima. Tentu hal ini akan dijaga karena >bagaimanapun dalam tahun-tahun pertama, Hong Kong masih tetap menjadi >sorotan international. Mudah-mudahan mereka sudah bertobat dari peristiwa Tien-An-Men. > >Tanpa mengurangi pentingnya penginjilan di antara TKI dan TKI, yang ingin >saya bukakan adalah perlunya juga menginjili dan mempersiapkan ORANG >HONGKONG sendiri dalam memasuki masa peralihan ini. Sebagian Pendeta, >Penginjil sudah Imigrasi ke negara lain (tidak tahu apa alasan dasarnya) dan >saat ini sebagian Gereja yang ada mempersiapkan anggotanya dengan cara "Cell >Group". Oleh sebab orang-orang HongKong perlu menjadi pokok doa dan beban >kita bersama. Sayang kalau ada Pendeta yang takut dengan komunis lalu meninggalkan Hong Kong (kalau memang itu alasannya). Saya sangat setuju bahwa Cell Group sangat tepat untuk tempat-tempat yang sulit. Terima kasih, dan Tuhan memberkati