> Date: Tue, 7 Jan 1997 21:09:58 -0500 (EST) > From: indonesia-p@igc.apc.org > Subject: IN: MI - Soal Kehidupan Antarumat Beragama 'Lampu Kuning' > To: apakabar@clark.net > > > > Selasa, 7 Januari 1997 > > Soal Kehidupan Antarumat Beragama 'Lampu Kuning bagi Bangsa' > > ---------------------------------------------------------------------------- > SURABAYA (Media): Perkembangan kehidupan antarumat beragama di Tanah Air > akhir-akhir ini merupakan lampu kuning bagi bangsa Indonesia, kata Ketua > Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Munawir Sjadzali. > > Menurut dia, lampu kuning itu ditandai dengan semakin banyaknya gangguan > terhadap kerukunan antarumat beragama. > > "Gangguan tersebut ternyata tidak selalu disebabkan oleh masalah agama > murni, melainkan oleh faktor-faktor lain. Terlepas dari penyebab itu, kita > harus segera dapat mengatasinya, dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. > Tapi tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa," ujarnya pada panel ahli > HAM dan Pluralisme Agama dalam Perspektif Integrasi Nasional yang > diselenggarakan Pusat Kajian Sosial dan Kebijakan (PKSK) Jati di Surabaya > kemarin. > > Tampil dalam diskusi panel tersebut, Sekjen Komnas HAM Baharudin Lopa, Ketua > Yayasan Paramadina Nurcholish Madjid, pendeta Dr Victor Tanja, pengamat > politik Yahya Muhaimin, dan Yusril Ihza Mahendra. > > Menurut Munawir, hampir 30 tahun terakhir bangsa Indonesia berhasil > melaksanakan pembangunan nasional. Kalau pelaksanaan pembangunan selama ini > relatif lancar dan tetap berkesinambungan, kata dia, itu berkat > terpeliharanya stabilitas politik. > > Stabilitas politik, kata mantan menteri agama ini, makin terwujud kalau > dapat dibina keserasian sosial, termasuk di dalamnya -- bahkan paling utama > -- dapat terpeliharanya kerukunan hidup antarumat beragama. > > "Bayangkan betapa besar bahayanya bagi stabilitas politik dan kesinambungan > pembangunan nasional kalau hubungan antara kita yang selama ini serasi > terganggu oleh pertentangan pemeluk dari berbagai agama," ujarnya. > > "Kerukunan hidup antarumat beragama dalam masyarakat Indonesia yang majemuk > ini merupakan syarat mutlak bagi stabilitas politik," tambah Munawir. > > Kebebasan beragama > Untuk dapat kembali pada kehidupan yang serasi antarumat beragama, Munawir > berpendapat, "kita harus memanfaatkan hak kebebasan beragama dengan penuh > tanggung jawab, yakni diimbangi oleh rasa tanggung jawab untuk menghormati > kebebasan orang atau golongan lain." > > "Kita manfaatkan kebebasan beragama sebatas tidak menyinggung atau merugikan > orang atau golongan lain. Untuk masyarakat yang majemuk agama, toleransi > merupakan kata kunci bagi kerukunan dan keserasian hidup masyarakat," > ungkapnya. > > Sementara itu Sekjen Komnas HAM Baharudin Lopa mengungkapkan masalah umat > beragama di Indonesia secara potensial masih rawan, selain faktor pluralisme > agama yang dipertajam oleh tingkat kehidupan sosial yang belum merata, juga > kemungkinan masih ada oknum atau golongan tertentu yang tidak ingin melihat > kompaknya persatuan beragama di Indonesia. > > "Oknum atau golongan yang tidak bertanggung jawab ini akan selalu > meniup-niup perpecahan agar persatuan bangsa rapuh. Mereka tentu akan > menggunakan segala macam cara, termasuk mengadu domba golongan-golongan umat > beragama," ujarnya. > > Ditegaskan, pemerintah sudah mengusahakan untuk menangkal perpecahan di > kalangan umat beragama dengan meningkatkan forum komunikasi antarsesama umat > beragama dan antarumat beragama dengan pemerintah. Namun, kata dia, > menajamnya konflik tidak bisa dipisahkan oleh faktor lingkungan (berupa > kondisi sosial yang masih memprihatinkan), sehingga masih tercipta peluang > yang memungkinkan terjadinya konflik antarumat beragama, seperti di Jawa > Timur belum lama ini. > > Karena itu, ia menambahkan, tidaklah cukup hanya mengandalkan adanya wadah > kerukunan. "Tetapi yang terpenting ialah bagaimana meningkatkan kehidupan > sosial yang dapat dinikmati oleh kalangan umat beragama, terutama umat Islam > yang sebagian besar masih berada dalam kehidupan yang memprihatinkan," > demikian Lopa. (FL/D-4) > >