From: John MacDougall Subject: IN: PR - Tasikmalaya Kembali Normal To: apakabar@clark.net (John MacDougall) Date: Sat, 28 Dec 1996 14:39:36 -0500 (EST) http://pikiran-rakyat.com/01281201.htm Kota Tasikmalaya Kembali Normal TASIKMALAYA, (PR).- Kota Tasikmalaya Jumat kemarin mulai tampak normal kembali. Sejumlah penduduk kembali melakukan aktivitasnya. Umat Islam Kota Tasikmalaya, siang kemarin secara tertib shalat Jumat berjamaah di Mesjid Agung Tasikmalaya bersama Pangdam Siliwangi dan Kapolda Jabar. Namun sebagian besar toko-toko di pusat kota, hingga kemarin, masih tetap tutup dan kegiatan ekonomi masih lumpuh. Personel ABRI masih terus berjaga-jaga. Dibantu organisasi kepemudaan, ABRI tetap siaga, kendati keadaan kota sudah mulai tenang. Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Tayo Tarmadi dan Kapolda Jabar, Mayjen Pol. Drs. Nana Permana serta Danrem Tarumanagara, Kol. Inf. Mohamad Yasin, hingga kemarin masih terus tinggal di Tasikmalaya untuk mendinginkan situasi. Jalan-jalan seputar Kota Tasikmalaya seperti Jl. HZ Mustofa, Jl. Oto Iskandardinata dan Jl. Yudhanegara, masih tetap diblokir. Semua kendaraan dan pejalan kaki tidak boleh masuk ke lokasi tempat meledaknya aksi kerusuhan yang terjadi sehari sebelumnya itu. Hanya beberapa orang yang diperbolehkan masuk ke jalan-jalan di Kota Tasik. Sebagian diharuskan kembali berputar. Gubernur Jawa Barat, HR. Nuriana bersama Ketua DPRD Jabar, H. Agus Muhyidin, kemarin meninjau lokasi kerusuhan diantar Bupati Tasikmalaya, H. Suljana WH. Gubernur sempat mengadakan briefing bersama Danrem dan Kapolwil Priangan serta Dandim di Makodim Tasikmalaya yang dijadikan markas komando. Nuriana menyatakan prihatin atas kejadian itu. Gubernur menegaskan, tindak kerusuhan yang terjadi di Kota Tasikmalaya, sama sekali bukan gerakan yang Islami. Namun justru telah menodai agama, lembaga pesantren dan santri itu sediri. "Saya sangat menyesal dan prihatin dengan kejadian ini," ujar Gubernur menjawab pertanyaan wartawan, seusai mendapat penjelasan tentang kerusuhan hari Kamis lalu, di Markas Kodim 0612 Tasikmalaya, Jumat (27/12). Hadir pada kesempatan tersebut Ketua DPRD Jabar, H. Agus Muhyidin. Menurut Gubernur, langkah tidak terpuji yag dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab itu, sangat bertolak belakang dengan upaya Pemda Jabar yang tengah menggalakkan program Santri Raksa Desa (Sarasa). "Tapi mengapa di sini malah terjadi suatu kasus yang merusak citra santri. Jadi saya yakin ini bukan dilakukan oleh para santri. Namun begitu kejadian tersebut harus diambil hikmahnya," ungkapnya. Gubernur mengharapkan, hendaknya masyarakat tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas ujung pangkalnya. Bagaimanapun, upaya mencari kejelasan harus dilakukan. "Seperti halnya wartawan, jangan memuat berita yang sumbernya tidak jelas. Itu akan berbahaya," tegasnya. Semua pihak, katanya, pasti tidak menginginkan adanya kejadian tersebut. Jadi masalahnya bukanlah aparat kecolongan atau tidak. Sebab yang terpenting adalah kewaspadaan dari segenap potensi masyarakat. Gubernur juga menolak anggapan dari sementara pihak yang menyebutkan antisipasi terhadap kejadian ini terlambat. "Saya kira tidak benar itu. Sebab kita ini sudah berusaha. Kalau dikatakan terlambat, itu artinya diam. Hanya masalah hasil, itu sangat tergatung pada kemampuan kita sendiri," tandasnya. Pesantren dirusak Walaupun secara umum situasi sudah bisa terkendali, namun beberapa letupan kecil masih terjadi di beberapa kecamatan di seputar Tasikmalaya, seperti Kecamatan Ciawi, Karangnunggal dan Cibalong. Sekitar 5.000 massa kemarin merusak lima buah toko di Kecamatan Ciawi. Massa juga merusak Pesantren "Attaubat" di Ciponyo Kecamatan Indihiang. Kendaraan umum dari Bandung, Garut dan Ciamis, banyak yang urung berangkat mengangkut penumpangnya ke terminal Tasikmalaya. Apalagi di dekat terminal Cilembang Tasik, Jumat kemarin masih ada aksi pembakaran beberapa kendaraan truk. Sejumlah kendaraan umum yang akan menuju Kota Tasik, banyak yang kembali lagi ke tempat asal. Beberapa bus dan angkutan umum Elf dari arah Garut, Jumat pagi kemarin ada yang berhenti beberapa jam menunggu kabar perkembangan situasi terakhir dari Kota Tasik. Kendaraan pribadi yang akan menuju Tasik Jumat pagi jumlahnya relatif sedikit. Beberapa kendaraan pribadi dan kendaraan angkutan banyak yang kembali lagi saat memasuki Tenjowaringin (perbatasan Garut-Tasikmalaya). Mereka was-was setelah sejumlah kendaraan yang datang dari Tasik memberikan aba-aba agar semua kendaraan berputar lagi. Shalat berjamaah Sebelum shalat Jumat berjamaah, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Tayo Tarmadi, mengimbau umat Islam untuk tenang dan membantu ABRI secara langsung atau tidak langsung untuk mengembalikan kondisi Tasikmalaya ke keadaan yang tenteram seperti semula. "Misalnya dengan tidak berkeluyuran tidak menentu pun, sudah cukup membantu," kata Pangdam. Oleh karena itu, Pangdam mengimbau para jemaah Mesjid Agung untuk kembali ke rumah masing-masing usai shalat Jumat dan tidak berkeliaran di jalan-jalan. "Sebab kalau berkeliaran, bisa terpancing oleh hasutan-hasutan setan sehingga memicu terjadinya kerusuhan. Walaupun dari rumah tidak ada niat, tapi begitu mendengar teriakan serang ..., secara spontan orang akan ikut-ikutan terpancing," pesan Pangdam. Imbauan Mayjen Tayo Tarmadi di mesjid itu rupanya didengar. Usai shalat Jumat, ribuan umat Islam, secara tertib pulang ke rumahnya masing-masing. Kekhawatiran akan terjadinya aksi susulan setelah shalat Jumat, tidak terjadi siang kemarin. Dan Kota Tasikmalaya berangsur-angsur kembali tenang walaupun di pusat kota masih tetap lumpuh. Pangdam juga mengingatkan masyarakat untuk tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Menurut Mayjen Tayo, dalam aksi kerusuhan Tasik, tidak ada kalangan pesantren yang terlibat. Dari 160 orang yang ditangkap, sebagian besar merupakan orang-orang pengangguran, sebagian lagi pelajar SLA dan dua orang di antaranya residivis yang sudah beberapa kali keluar-masuk penjara. Menurut Pangdam, aksi kekerasan kemarin bukan didalangi kalangan pesantren, tetapi ada pihak ketiga yang sengaja menghasut masyarakat. "Kita akan selidiki siapa yang menggerakkan aksi ini," kata Pangdam yang didampingi Kapolda Jabar, Mayjen Pol. Drs. Nana Permana. Dalam kesempatan pertemuan dengan jemaah Mesjid Agung kemarin, Pangdam juga menyatakan terima kasih kepada para alim-ulama dan santri yang telah ikut membantu ABRI untuk memulihkan situasi Kota Tasikmalaya. "Tanpa bantuan ulama dan santri, tidak mungkin ABRI bisa melakukannya," ungkap Mayjen Tayo Tarmadi. Ambil hikmah Pangdam III menyatakan, "Dari peristiwa itu, kita semua bisa mengambil pelajaran dan hikmahnya, bahwa kita sebagai umat Islam agar terus berupaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan dan tidak mudah terpancing isu-isu setan yang cenderung emosional dan tidak rasional." Kerusuhan kemarin, menurut Pangdam, merupakan ujian bagi warga Tasik dan warga Jabar umumnya yang harus segera ditepis bersama-sama, sehingga hasil-hasil pembangunan yang telah susah payah dirintis bisa diselamatkan. "Ini semua merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memulihkannya," kata Tayo Tarmadi. Mayjen Tayo Tarmadi juga mengajak para santri dan masyarakat untuk segera membersihkan Kota Resik Tasikmalaya dari puing-puing dan sampah yang berserakan mengotori kota yang sudah empat kali berturut-turut meraih penghargaan kota terbersih "Adipura" itu. "Misalnya melalui program Sarasa Emergensi," kata Tayo Tarmadi. Libur dua hari Sementara itu, guna memulihkan ketertiban serta menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, seluruh siswa mulai dari murid TK sampai SLTA di Tasikmalaya, diliburkan selama dua hari, mulai Jumat sampai Sabtu. Menurut Kakandepdikbud Kab. Tasikmalaya, Drs. Eko S. Somantri, langkah itu sebagai supaya murid tidak ikut terjun ke jalan walaupun hanya sekadar menonton jalannya kegiatan pengunjuk rasa. "Mereka kami liburkan agar mereka bisa belajar di rumah dan tidak terlibat aksi kerusuhan." Upaya mencegah murid-murid agar tidak ke jalan itu, menurut Drs. Eko, sebenarnya sudah dilakukan sejak Kamis. Murid-murid yang hendak pulang sekolah terpaksa ditahan dahulu di sekolah masing-masing. Namun demikian, menurut Kapendam III/Siliwangi, Letkol CHB Herman Ibrahim, di antara para pengunjuk rasa itu tercatat 12 pelajar. Hingga Jumat siang kemarin, jumlah pengunjuk rasa yang dimintai keterangan tercatat 156 orang. Mereka terdiri atas para pemuda, pelajar, dan beberapa di antaranya residivis serta pengangguran. Mereka selain ikut unjuk rasa, juga ada yang ditangkap ketika sedang menjarah barang-barang elektronik, pakaian, dan barang-barang lainnya. Kakandepdikbud semula menduga aksi unjuk rasa berakhir pada pukul 14.00 Kamis. Namun ternyata unjuk rasa itu berakhir hingga malam hari, sehingga aksi tersebut sempat disaksikan para pelajar. Bahkan beberapa pelajar ada yang ikut berbaur dengan pengunjuk rasa lain. Namun sejauh ini, Drs. Eko belum mengetahui persis berapa jumlah pelajar yang terlibat dalam aksi unjuk rasa tersebut. Ketika ditanya tentang kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan beberapa pelajar, Drs. Eko mengatakan dirinya tidak tahu-menahu adanya kegiatan kepramukaan tersebut. "Apakah benar ia hendak mengadakan kegiatan pramuka?" katanya. Ketua DPRD Tasikmalaya, H. Mudin Sutaryadi, menyatakan prihatin atas kejadian tersebut. Dampak dari aksi itu, menurut Mudin, harus dibayar mahal karena banyak hasil pembangunan menjadi rusak. Ratusan toko dan bangunan dirusak dan dibakar, sehingga mengakibatkan kerugian miliaran rupiah. Korban tewas Sementara itu, dari RSU Tasikmalaya diperoleh keterangan, warga Kotif Tasik yang menjadi korban dalam aksi kerusuhan tersebut tercatat tiga orang. Yaitu, Giok Wiwi (50) penduduk Jl. HZ Mustopa. Korban meninggal dunia akibat terjebak kobaran api yang melalap tokonya. Korban ditemukan petugas sudah tidak bernyawa di kamar mandinya Kamis. Korban lainnya, seorang lelaki tak dikenal berumur sekitar 17 tahun. Korban tewas terjatuh dari kendaraan ketika sedang berunjuk rasa di daerah Sambongpari. Sedangkan Ririn (25) penduduk Kampung Pangadegan Kec. Cibeureum, tewas terjatuh dari atas angkutan kota, ketika sedang berunjuk rasa sambil membawa sebuah cat berwarna. Sedangkan korban yang mengalami luka-luka seluruhnya 15 orang dan delapan orang di antaranya dirawat di RSU Tasikmalaya. Ke delapan yang dirawat di rumah sakit yaitu Roni (15) penduduk Kampung Petir, Cecep (23) penduduk Perum Cisalak, Nanang (18) penduduk Kampung Gunung Roay, Usep (20) penduduk Kampung Cicurug, Karid (17) asal Simpang Lima, Nono (25) asal Cipasung, Endang (20) asal Nyantong, dan Eko (27) asal Bantar. Terancam PHK Sementara itu, sumber "PR" di Kandepnaker Tasikmalaya mengatakan, akibat terjadinya unjuk rasa tersebut sekitar 1.000 tenaga kerja terancam PHK. Mereka bekerja antara lain di toko-toko swalayan, pabrik-pabrik, toko-toko, dan perusahaan jasa angkutan, serta dealer. Sejauh ini pihaknya masih mendata terus mengenai jumlah perusahaan yang terhenti kegiatannya. Namun, dari sejumlah perusahaan yang dihubungi masih belum bisa menentukan nasib karyawannya. Menurut hasil pendataan Satpol PP Tasikmalaya, kantor polsek yang dirusak di antaranya Kantor Samsat, Polsek Tawang, Cibeureum, Manonjaya, Indihiang, Singaparna, Cibalong, Salawu, dan Cigalontang. Sedangkan yang dibakar adalah kantor Polsek Kawalu, kantor PJR, Polpos Cihideung, Karangnunggal, dan Bantarkalong. Selain itu pabrik sabun Palem, pabrik tapioka Engsun, pabrik tapioka Kawalu, pabrik sandal Garuda Mas, pabrik kecap Kawalu, pabrik soun di Desa Sukamulya Indihiang, pabrik plastik, dan pabrik tapioka di Cikeruh Karangnunggal. Bangunan lain yang dirusak di antaranya, perusahaan angkutan "AN", "AS", "TB", dan "DLY", toko meubel "Borobudur", dealer "Sinar Mas", "Mitsubishi", "Dahana Tiga Berlian", gudang rokok, teh botol, Hotel "Pajajaran", Hotel "Abadi" dan wartelnya. Bank yang rusak yaitu Bank "Danamon", "Jasa Arta", "Buana Indonesia", "Expres", dan kantor BCA. Ciamis tenang Suasana Kota Ciamis yang jaraknya sekitar 17 km arah timur Kabupaten Tasikmalaya, Kamis hingga Jumat kemarin normal dan tenang. Namun untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diduga, beberapa pertokoan dan pasar di Kota Ciamis, Banjar, dan Kawali sempat ditutup. Pertokoan atau rumah makan yang memaksakan diri buka, tampak menempelkan kertas karton bertuliskan muslim. Tulisan itu menggunakan spidol. Tulisan senada tampak tertempel pada kaca kendaraan roda empat (nopol R atau AB) yang datang dari arah Jawa Tengah.^] ^] Menurut pemantauan "PR", Pontren Darussalam yang merupakan salah satu pontren terbesar di Kabupaten Ciamis, sejak Kamis hingga Jumat kemarin tetap melakukan kegiatan seperti biasanya, tidak terpengaruh kerusuhan di Tasikmalaya. Para santri menyatakan tidak mau terhasut isu-isu yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Dandim Ciamis, Letkol Inf. H. Rochman yang didampingi Kasdim Mayor Inf. Oman Saputra, mengatakan kepada "PR" bahwa situasi Kabupaten Ciamis aman dan terkendali. Meski demikian, untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diharapkan, petugas gabungan yang terdiri dari jajaran Kodim, Polres, Zipur, Brigif 301/Prabu Kiansantang Sumedang, Kostrad 323 Buaya Putih Banjar, dan kesatuan ABRI lainnya terus siap siaga hingga batas waktu yang belum ditentukan. Mereka siap siaga di jalan raya terutama di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Alhamdulillah, sampai Jumat siang kemarin, belum ditemukan adanya warga Kabupaten Ciamis yang terlibat kerusuhan di Tasikmalaya. Mudah-mudahan saja tidak ada," kata Kasdim Mayor Inf. Oman Saputra. Pengamanan perbatasan Kapolda Jateng, Mayjen Pol. Drs. Harimas As, mengintruksikan jajaran Polwil Banyumas melakukan pengamanan intensif di daerah perbatasan Jateng dan Jabar. Sekaligus mewaspadai serta melakukan deteksi dini guna mengantisipasi kemungkinan merebaknya kerusuhan yang terjadi di Tasikmalaya ke daerah perbatasan. "Pengamanan daerah perbatasan harus terus dipantau, sebab daerah ini merupakan daerah terdekat dari Tasikmalaya. Daerah ini bisa saja dijadikan tempat pelarian orang tidak bertanggung jawab dari tindak kerusuhan," kata Kapolda seperti disampaikan Kapolwil Banyumas, Kol. Pol. Drs. Binarto, SH, Jumat kemarin kepada pers di Purwokerto. Menurut Kapolda Jateng, selain daerah perbatasan, beberapa kota sebelum masuk ke Jabar seperti Purwokerto perlu terus dipantau, terutama daerah terminal bus dan stasiun kereta atau sarana transportasi yang digunakan oleh pihak tertentu yang ingin masuk ke Tasikmalaya. "Daerah perbatasan Jateng harus kita amankan," tambahnya. Menurut pemantauan "PR" hingga kemarin malam, angkutan bus tujuan Tasikmalaya dari Purwokerto sepi penumpang. Malam sebelumnya sekitar 19 bus tertahan di terminal, menyusul adanya pemeriksaan oleh aparat keamanan terhadap sejumlah penumpang yang hendak bepergian ke arah Jabar. Pemeriksaan itu sebagai langkah dini mencegah anggota masyarakat yang tidak memiliki tujuan jelas masuk ke daerah Jabar, khususnya Tasikmalaya. Beberapa awak angkutan umum itu mengaku ketakutan jika di tengah perjalanan ada massa yang menyerbunya dan memaksanya membawa ke Tasikmalaya. Karena itu para sopir bus meyambut positif adanya pemeriksaan tadi, kendati perjalanan bus itu tertunda berjam-jam menunggu situasi yang memungkinkan. Hingga kemarin, bus dari Tasikmalaya yang masuk ke Terminal Purwokerto dan sebaliknya tampak sepi penumpang. "Tidak seperti yang kita perkirakan, ternyata jumlah penumpang di terminal ini sangat sepi khususnya yang ke Jabar," kata Kapolwil Banyumas. Namun, kendaraan pribadi dari arah Jabar yang masuk ke jalur selatan tujuan Purwokerto mengalami peningkatan cukup tajam. Beberapa kendaraan teruliskan kalimat "Ini Kendaraan Orang Muslim". Kapolwil mengatakan, setelah pihaknya melakukan pemantauan di lapangan, diketahui bahwa anggota masyarakat yang masuk ke Purwokerto dan sekitarnya itu bukan untuk kabur karena terlibat kerusuhan, tapi sebagai langkah pengamanan. "Mungkin dengan masuk ke Jateng, diri dan keluarganya merasa aman," ujarnya. Pemantauan di lapangan juga menunjukkan, ada pengusaha yang punya cabang show room di Ciamis dan Banjar atau Tasikmalaya, segera mengalihkan kendaraan dagangannya ke Purwokerto. Upaya itu sebagai langkah pengamanan. Secara terpisah, Kadaop V Perumka, Ir. Singgih Abadi, mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kereta yang masuk wilayahnya dari Surabaya atau dari Jateng yang akan masuk ke Tasikmalaya. Namun hingga Jumat malam tidak ada hal yang mencurigakan. Sebagai dampak kerusuhan di Tasikmalaya, KA Serayu Jakarta-Cilacap tertahan di Rajapolah ketika hendak menuju Cilacap.*** ----- End Included Message -----