> Date: Tue, 7 Jan 1997 21:11:30 -0500 (EST) > From: indonesia-p@igc.apc.org > Subject: IN: MI - Pola Komunikasi Politik Perlu Disehatkan > To: apakabar@clark.net > > > > Selasa, 7 Januari 1997 > > Pola Komunikasi Politik Perlu Disehatkan > > ---------------------------------------------------------------------------- > JAKARTA (Media): Ketua MPR/DPR Wahono mengingatkan dinamika kemasyarakatan > akhir-akhir ini menuntut keseriusan semua pihak untuk mengembangkan pola > komunikasi politik yang sehat. > > Komunikasi yang timbal balik, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan > ekonomi politik yang bisa mengganggu ketahanan nasional, demikian antara > lain pidato Wahono pada Sidang Paripurna DPR-RI yang beracara pokok > Keterangan Pemerintah Pengantar RUU APBN 1997/1998 yang sekaligus Pembukaan > Masa Persidangan III Tahun Sidang 1996-1997 di gedung MPR/DPR-RI kemarin. > > Menurut Wahono, letupan-letupan sosial, gejolak-gejolak situasional yang > beberapa kali terjadi pada tahun 1996 lalu, perlu dicermati lebih mendalam > akar permasalahannya. > > "Barangkali ini merupakan bentuk-bentuk manifestasi dari bawah sadar > masyarakat bangsa yang muncul secara tak terkendali, setelah melihat > tindakan oknum-oknum pelaksana kebijakan dalam tata kehidupan berbangsa, > bermasyarakat, dan bernegara yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat," > kata Wahono. > > Masih rawan > Menurut Wahono lagi, kejadian-kejadian di beberapa daerah menjelang > berakhirnya tahun 1996, telah membuktikan bahwa ketahanan sosial budaya > masyarakat masih rawan dan mudah dihasut oleh oknum-oknum yang tidak > bertanggung jawab. > > Dalam kaitan itu ia meminta keseriusan semua pihak untuk mengembangkan pola > komunikasi politik secara sehat dan timbal balik agar bisa mengurangi > berbagai kesenjangan politik yang mengganjal. "Akumulasi kesenjangan ekonomi > dan politik dapat menimbulkan potensi besar bagi kemungkinan munculnya > kekerasan dalam menangani berbagai permasalahan yang dapat mengganggu > ketahanan nasional," katanya mengingatkan. > > Dewan, lanjut Wahono, mengharapkan aparat pemerintah, khususnya aparat > keamanan dapat mawas diri dan lebih dini melakukan antisipasi melalui > tindakan preventif dengan pendekatan persuasif dan dialogis terhadap > kelompok atau kekuatan yang berpotensi dapat berbuat kerusuhan sosial. > "Tindakan represif sebagai tindakan terakhir bila terpaksa," ujarnya sembari > menambahkan semua pihak tentunya harus bertindak proporsional sesuai hukum > yang berlaku, tidak terbawa emosi dan main hakim sendiri. > > Pada bagian lain pidatonya, Wahono juga memprihatinkan kecenderungan > merosotnya moralitas dan akhlak bangsa, seperti yang telah disorot Nahdlatul > Ulama dan Muhammadiyah. Wahono mengakui bahwa untuk menghindari makin > merosotnya moralitas dan akhlak bangsa, tidak cukup hanya disuarakan atau > diteriakkan, "tetapi mutlak diperlukan langkah nyata secara terus-menerus > dan sistematis." > > Semakin kompleks > Menanggapi perlunya keseriusan membangun komunikasi politik yang sehat tadi, > Ketua DPP Golkar Theo L. Sambuaga mengatakan Golkar selama ini telah > melakukan komunikasi politik yang baik dengan masyarakat, melalui temu kader > dan diskusi-diskusi kader. "Golkar setiap saat berkomunikasi dengan > masyarakat dan mendengarkan apa aspirasinya. Kita bukan tidak ada komunikasi > politik, tetapi permasalahan dan aspirasi masyarakat, kan semakin berkembang > dan kompleks serta heterogen sifatnya," katanya. > > Namun Ketua DPP PPP Aisyah Aminy dan Ketua DPP PDI Anwar Datuk menilai lain. > Menurut Aisyah, komunikasi politik yang dikembangkan Golkar lebih bersifat > mobilisasi. "Itu boleh-boleh saja, tetapi jangan menggunakan aparat > pemerintah. Menggunakan aparat pemerintah untuk kepentingan satu golongan > jelas tidak sehat," tegasnya. > > Senada dengan itu Anwar Datuk juga berpendapat temu kader yang dilakukan > Golkar sebagai bentuk komunikasi yang tidak sehat. "Itu jelas mobilisasi dan > bahkan sudah berkampanye," tegasnya. > > Datuk menambahkan, aturan-aturan kaku yang dibuat pemerintah, antara lain > terbatasnya jangkauan komunikasi politik parpol sampai pada tingkat > kecamatan, pengekangan pers, juga menimbulkan senjangnya komunikasi. "Jadi > banyak aturan kaku yang perlu direvisi, termasuk lima paket undang-undang di > bidang politik," katanya. (Pul/D-4) > >