---------- Forwarded message ---------- Date: Fri, 27 Dec 1996 17:57:27 -0500 (EST) From: indonesia-l@igc.apc.org To: apakabar@clark.net Subject: IN: KMP - Komnas HAM Kumpulkan Fakta Kerusuhan Tasikmalaya INDONESIA-L http://www.kompas.com/9612/28/POLITIK/komn.htm Kompas Online Sabtu, 28 Desember 1996 _________________________________________________________________ Komnas HAM Kumpulkan Fakta Sekitar Kerusuhan Tasikmalaya Jimbaran, Kompas Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), mulai Sabtu (28/12) ini, secara langsung akan terjun ke lapangan untuk mengumpulkan fakta, seputar kerusuhan yang melanda Kota Administratif Tasikmalaya. Komnas HAM sudah menunjuk Asmara Nababan dan Koesparmono Irsan untuk mengumpulkan fakta. Demikian diungkapkan Sekretaris Sub-Komisi Pemantau Pelaksana Komnas HAM, Clementino Dos Reis Amaral, kepada wartawan, Jumat (27/12) di Jimbaran, Bali. Amaral mengatakan, kedua anggota Komnas tersebut akan bergerak mengumpulkan fakta yang melatarbelakangi kerusuhan di Tasikmalaya itu. "Kita sebenarnya sudah mendapat informasi tentang kerusuhan itu. Tetapi itu harus dicek lagi di lapangan, apakah di situ terjadi pelanggaran HAM atau tidak," ujarnya. Seperti diberitakan sejak pukul 10.00 pagi, Kamis (26/12) Kota Administratif Tasikmalaya lumpuh akibat perusakan dan pembakaran oleh massa. Puluhan bangunan yang terdiri dari kantor polisi, toko, gereja, bank, dan pabrik serta puluhan kendaraan bermotor dirusak. Kesenjangan Di tempat yang sama Ketua Komisi Pamantau dan Pelaksana Komnas HAM AA Baramuli mengungkapkan, pihaknya sudah dilapori oleh beberapa sumber soal kerusuhan itu. "Sejak meletusnya peristiwa itu, kita sudah dilapori. Nanti kita akan cek langsung ke lapangan," katanya. Dengan mengutip konsideran yang dibuat oleh tim peneliti Kasus Kerusuhan 27 Juli 1996, Baramuli mengatakan kondisi masyarakat saat ini memang sangat peka. "Karena terjadinya macam-macam kesenjangan. Jadi sangat peka, kalau ada sesuatu terjadi, misalnya saja ada orang yang ditangkap polisi lalu diisukan meninggal, itu peka sekali," katanya. Kemudian, ditambahkan, yang seringkali menjadi sasaran adalah gedung-gedung dan rumah ibadah. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya mengusahakan agar rasa keadilan betul-betul nyata. "Dirasakan dan dilihat oleh masyarakat. Perbuatan dan perkataan yang sama," kata Baramuli. (can/kk) ----- End Included Message -----