PANDANGAN DAN SIKAP ORGANISASI KEMASYARAKATAN KRISTEN BERKAITAN DENGAN MASALAH PERUSAKAN RUMAH IBADAH PERAMPOKAN DAN PENGANIAYAAN PADA TANGGAL 9 JUNI 1996 DI SURABAYA Dengan ini kami menyampaikan rasa sesal, kekecewaan dan keprihatinan yang sangat mendalam atas peristiwa perusakan 10 buah rumah ibadah umat Kristen dengan fasilitas peribadahan beserta bangunan pendukungnya, yang diikuti dengan perampokan harta-milik gereja maupun penduduk, serta penganiayaan, teror dan intimidasi terhadap warga gereja oleh oknum maupun kelompok orang, di Surabaya, tanggal 9 Juni 1996. Berkaitan dengan itu kami menyampaikan pandangan dan sikap kami sebagai berikut: Pertama, peristiwa 9 Juni 1996 adalah tindakan anarkhis yang potensial: menyulut pertentangan antar agama, melemahkan ketahanan nasional, serta memecah-belah bangsa Indonesia. Secara langsung atau tidak, tindakan tersebut: memojokkan golongan agama dan suku tertentu, merendahkan kredibilitas nilai-nilai agama yang dianut dan yang selalu menjadi pedoman hidup secara beradab, berprilaku rukun, cinta damai, menghormati perbedaan serta setia pada komitmen bersama membangun bangsa Indonesia yang kuat dan bersatu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kami percaya bahwa tak ada satu golongan agamapun di Indonesia yang rela melecehkan dirinya sendiri dengan tindakan-tindakan serupa. Karena itu kami menyerukan kepada saudara-saudara sebangsa dan khususnya saudara-saudara umat Kristen di Surabaya untuk tidak terhasut dan terpancing oleh isyu pertentangan agama dalam kasus 9 Juni 1996. Serta tidak membiarkan diri terintimidasi dengan tetap waspada terhadap berbagai upaya memecah-belah umat beragama di Indonesia. Kedua, kami mengajak semua pihak untuk mengingat berbagai fakta yang menggambarkan bahwa: tindakan anarkhis seperti peristiwa 9 Juni 1996 di Surabaya telah berulangkali terjadi di berbagai bagian di tanah air dalam bentuk dan bobot yang berbeda. Hal ini secara jelas mencerminkan intervensi politik kekerasan dalam kehidupan beragama dan kehidupan antar umat beragama di tanah air kita. Jika kita yang menganut nilai-nilai keagamaan yang mengajarkan cinta kasih, keadilan, kebenaran dan perdamaian dengan mudah dirasuk oleh kebencian dan kemurkaan, maka kehidupan kita sebagai bangsa yang beragama mengalami kemunduran besar dan berada di ambang pintu kehancuran. Karena itu kami menyerukan kepada saudara-saudara sebangsa dari latar belakang agama apapun, agar menyadari bahaya kemunduran dan kehancuran yang mengintip perjalanan kita bersama sebagai bangsa menyongsong masa depan. Ketiga, peristiwa 9 Juni 1996 di Surabaya mengingatkan kita bahwa tugas kita sekalian dalam menggalang persatuan dan kesatuan mengalami tantangan dan hambatan besar. Terutama tugas kita sebagai umat beragama yang terpanggil untuk memberi sumbangan kritis dan konstruktif bagi persatuan bangsa; bukan sebaliknya memecah-belah dan menghancurkan masa depan bangsa. Karena itu kami menyerukan agar kepentingan keutuhan bangsa menjadi prioritas dalam seluruh dinamika kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keempat, perusakan dan pembakaran tempat ibadah umat Kristen yang sering dan bahkan mungkin akan terjadi lagi di waktu mendatang, mengajarkan kita bahwa: proses penegakkan hukum, kondisi kepastian hukum, keadilan dan kebenaran harus memperoleh perhatian yang sungguh-sungguh dan nyata dalam tindakan pemerintah, secara khusus dalam membangun dan menegakkan hukum dan demokrasi.Karena itu kami meminta dengan sangat kepada Pemerintah dalam hal ini aparat penegak hukum untuk melakukan pengusutan tuntas, memberi penjelasan transparan dan menindak semua orang yang bertanggungjawab atas peristiwa-peristiwa Surabaya dan yang sejenis sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini penting agar peristiwa sejenis tidak terulang terus-menerus di seluruh bagian tanah air Indonesia. Kelima, kami merasa terluka bersama saudara-saudara yang mengalami peristiwa 9 Juni 1996 di Surabaya dan juga bersama saudara-saudara sebangsa lainnya yang mengalami perlakuan tidak manusiawi serta tindakan kekerasan di seluruh persada tanah air.Karena itu, kami terus berdoa bagi saudara-saudarayang terkena tindakan-tindakan kekerasan sejenis serta akibat yang ditimbulkan oleh pameran kekuatan yang tidak manusiawi. terus berdoa bagi saudara-saudara serta menghimbau gereja-gereja maupun umat Kristen seluruhnya untuk berdoa agar saudara-saudara di Surabaya khususnya, di seluruh tanah air umumnya, memperoleh kekuatan, berdiri teguh dan tidak goyah, serta tetap setia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik. yakin sepenuhnya bahwa dalam persekutuan dengan Allah, jerih-payah saudara-saudara dan jerih payah semua orang bagi perwujudan cita-cita nasional tidak akan sia-sia. Keenam, kami mengajak seluruh generasi muda bangsa khususnya generasi muda Kristen untuk terus berjuang menampilkan perilaku yang berdasarkan wawasan kebangsaan. Sejalan dengan itu kami mengimbau gereja-gereja untuk tidak terjebak dalam aksi dan tindakan fanatisme sempit, tetapi terus bergumul bersama-sama membangun persekutuan hidup yang menggambarkan dan menyaksikan kehadiran tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi Indonesia tercinta ini. Jakarta, 14 Juni 1996 DEWAN PIMPINAN PUSAT GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA Dicky Mozes Mailoa Ketua Umum DPP PIKI Cornelius D Ronowijoyo Sekretaris Jenderal PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA Audi R. Wuisang Sekretaris Umum Kepada Yang Terhormat, 1. Ketua MPR/DPR Republik Indonesia 2. Presiden Republik Indonesia 3. Wakil Presiden Republik Indonesia 4. MENKO POLKAM RI 5. MENKO KESEJAHTERAAN RAKYAT RI 5. MENTERI HANKAM RI 6. MENTERI AGAMA RI 7. MEN DALAM NEGERI RI 9. PANGLIMA ABRI 10.KAPOLRI 11.FRAKSI-FRAKSI DPR-RI 12.KOMISI NASIONAL HAM 13.DPRD TKT II SURABAYA 14.GUBERNUR KDH TKT I SE-INDONESIA 15.DPRD TKT II SURABAYA 16.WALIKOTAMADIA SURABAYA 17.PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA [PGI] 18.MAJELIS ULAMA INDONESIA [MUI] 19.PENGURUS BESAR NAHDATUL ULAMA [PB-NU] 20.PENGURUS PUSAT MUHAMMADIYAH [PP-MUHAMMADIYAH] 21.PERSEKUTUAN INJILI INDONESIA [PII] 22.DEWAN PENTAKOSTA INDONESIA [DPI] 23.GEREJA-GEREJA SE-INDONESIA 24.SELURUH ORMAS/YAYASAN KRISTEN INDONESIA 25.PERTINGGAL