PENYERANGAN KEMBALI TERJADI DI RUMAHTIGA, POKA DAN KOMPLEKS PEMDA
Setelah kurang lebih 5 (lima) hari situasi di Ambon agak reda, kemarin, Kamis, tanggal 19 Agustus 1999 sejak pagi hingga sore
hari terjadi lagi peneyerangan yang dilakukan oleh kelompok Muslim terhadap kelompok kristen di lokasi
Rumahtiga, Kompleks Pemda Poka dan Desa Poka.
Berdasrkan hasil pemantauan Tim Investigasi kami dilapangan, sebelum pukul 07.00WIT terlihat masa Muslim mulai mengkosentrasikan
diri di belakang BPG (Balai Penataran Guru) Wailela Rumahtiga, yang kemudian bergerak dalam 3
(tiga) kelompok untuk melakukan penyerangan, masing-masing ke arah Gereja Fajar
Hidup, BPG dan lapangan di samping BPG. Masa yang berjumlah ratusan orang itu
akhirnya dapat dihalau oleh aparat keamanan, walaupun demikian mereka sempat melepaskan beberapa buah bom rakitan, membakar
beberapa buah rumah milik warga kristen dan sempat melukai aparat keamanan dengan lemparan
batu.
Dari keterangan aparat keamanan di lapangan, terungkap bahwa aparat keamanan sempat dikelabui oleh masa muslim dengan memberi
alasan bahwa di dalam kompleks Universitas Pattimura telah ada penembak gelap dari warga kristen yang siap menembak
mereka. Padahal alasan tersebut hanya dibuat-buat menyusul adanya informasi bahwa masa muslim ingin menduduki kompleks Universitas Pattimura
yang dalam beberapa hari sebelumnya salah satu Fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP), barang-barang inventarisnya telah dijarah dan diobrak-abrik.
Walaupun masa muslim sempat mundur, namun sekitar pukul 13.20 WIT, terlihat tanda-tanda kembali akan terjadinya penyerangan melalui
kompleks Pemda I Poka ke arah kampus Universitas Pattimura, tepatnya di depan Fakultas Hukum. Kali ini kembali aparat keamanan
dikelabui oleh masa muslim. Beberapa wanita dan anak-anak terlihat mencoba mendatangi aparat keamanan dengan meaksud agar mereka
dapat diberi kesempatan masuk ke kampus Universitas Pattimura untuk menjaga mesjid yang berada di dalam kampus, yang selama ini tidak
pernah diganggu oleh siapapun juga termasuk warga kristen yang melakukan penyerangan pada kira-kira pukul 15.20 WIT ke arah Pos
Polisi Poka.Ledakan Bom mulai terdengar dan mereka mulai melakukan pembakaran terhadap beberapa buah rumah milik warga desa Poka hingga
rumah-rumah yang berada di belakang pos polisi Poka.
Dengan adanya pembakaran rumah-rumah penduduk tersebut, warga Kristen mencoba maju untuk mempertahankan diri. Namun aparat
keamanan terlihat melakukan penembakan untuk mengusir mereka, saqmbil membuka peluang kepada warga muslim untuk tetap maju dan
membakar rumah-rumah warga kristen.
Penyerangan warga muslim sempat menerobos aparat keamanan hinga melewati barikade pos polisi Poka . Namun kembali mereka dipukul
mundur oleh aparat keamanan.
Dari hasil pengamatan tim investigasi kami di lapangan, hasil kerja aparat keamanan di lapangan sudah terbilang cukup baik.
Namun dalam beberapa hal seperti membiarkan penyerang masuk membakar dan menjarah rumah dan harta milik warga, membiarkan
kosentrasi masa dari gunung-gunung jasirah Leihitu maupun melalui laut serta tidak melakukan tindakan untuk mengembalikan masa
penyerang ketempat asalnya masih tetap berlangsung.
Pernyataan demi pernyataan dari PANGDAM XVI Pattimura, KAPOLDA Maluku, KAPOLRES Pulau Ambon dan P.P. Lease agar menembak
ditempat siapa saja yang melakukan penyerangan, adanya barikade laut oleh kesatuan Polisi Perairan atau segera dilakukan sweping
kartu tanda penduduk, hanyalah merupakan isapan jempol semata, sementara rakyat tetap merasa tidak aman dan dibuat menderita.
Kondisi terakhir Ambon tetap rawan, sepanjang malam masih terdengar ledakan bom dan senjata rakitan.
YAYASAN SALA WAKU MALUKU
|