SITUASI AMBON
SABTU, 21 AGUSTUS 1999
Setelah pada hari Jumat ketegangangan sempat terjadi di Desa Poka yang menewaskan 1 (satu) orang dan melukai 2 (dua) orang
pemuda kristen akibat tembakan aparat keamanan yang membabi buta, maka situasi kota Ambon dan sekitarnya kembali menjadi tegang
pada hari Sabtu, 21 Agustus 1999.
Tim Investigasi kami melaporkan dari lapangan bahwa setelah peristiwa hari jumat, keadaan dapat terkendali walaupoun sepanjang
malam , pagi dan siang hari (sabtu) masih terdengar ledakan bom dan senjata rakitan yang cukup dashyat dimana-mana.
Namun kira-kira pukul 17.45 WIT, masa muslim kembali mulai beraksi di Desa Poka pada lokasi yang sama yaitu sekitar pos polisi
Poka, ke arah Kampus Universitas Pattimura. Dengan komando melalui lagu-lagu yang bernuansa islam dari mesjid Poka. Masa muslim yang
berjumlah ratusan orang dengan berikat kepala putih dan hijau dan bersenjatakan berbagai macam senjata tajam, bom dan senjata rakitan
mulai maju dan terlihat ingin menerobos barikade aparat keamanan dan mencoba melakukan penyerangan kekubu masa kristen. Sementara
itu masa kristen yang mendengar bunyi tembakan aparat keamanan untuk menghalau masa muslim yang mencoba melakukan penyerangan itu terlihat
mulai berdatangan dari arah Desa Poka Pantai dan Rumahtiga dan mengambil posisi berjaga-jaga disekitar pasar Poka dan sekitar
rumah kel. APITULEY untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang mungkin saja terjadi.
Anjuran aparat keamanan agar warga kristen tidak melakukan kegiatan penyerangan ternyata diterima dengan baik oleh warga
kristen, sementara aparat keamanan terlihat sibuk mengendalikan masa muslim yang semakin brutala dengan mengeluarkan beberap kali tembakan
peringatan untuk membubarkan masa.
Hingga kira-kira pukul 18.45 WIT, aparat keamanan dapat mengendalikan situasi dan masa kedua belah pihak berangsur-angsur meninggalkan lokasi
kerusuhan.
Baedasarkan hasil analisa tim investigasi, kegiatan percobaan penyerangan masa muslim di Desa poka ini kelihatannhya sengaja
dilakukan untuk mengalihakan perhatian masa kristen, karena hampir bersamaan dengan ketegangan di Desa Poka (hanya berbeda waktu kurang
lebih 5 Menit) terlihat api dan asap yang cukup besar di sekitar pertokoan Mardika Ambon.
Tim Investigasi kami di lokasi melaporkan kira-kira pukul 17.50 WIT terlihat masa muslim yang ada di sekitar pantai pasar Mardika dan
yang datang dari arah Ruko Batu Merah mulai melakukan pembakaran terhada pusat pertokoan dalam kompleks terminal luar kota Mardika.
Pembakaran mana dilanjutkan terhadap pusat pertokoan Mardika dalam terminal luar kota, pada kira-kira pukul 18.00 WIT.
Menurut saksi mata, pembakaran lokasi ini didahului dengan peledakan beberapa buah bom molotov/rakitan yang cukup dashyat, sementara
sebelumnya terlihat mobil truck dan anak-anak kecil berada di sekitar lokasi pertokoan yang dibakar. Kelihatannya modus operandi yang
dilakukan adalah sama dengan pembakaran toko-toko di Jl. A.Y. Patty, dimana sebelum terjadi pembakaran, terlihat anak-anak kecil dan
wanita yang dipakai untuk berada di depan yang diteruskan dengan penjarahan dan pembakaran.
Para saksi juga melaporkan aparat keamanan terlihat sulit mengendalikan masa, karena tembakan-tembakan yang dikeluarkan hanya
berupa tembakan peringatan ke atas, sementara tetap membiarkan masa muslium melakukan pembakaran dan penjarahan terhadap pusat pertokoan
tersebut.
Sementara itu seorang aparat keamanan yang teridentifikasi bernama SERDA M dari kesatuan YONIF 733 Ambon, terlihat berada dalam
keadaan mabuk dan berteriak ; " mana pita merah " sambil melepaskan tembakan ke arah masa kristen yang sementara menyaksikan pembakaran
tersebut di sekitar terminal mobil Karang Panjang arah menuju gereja Bethel
Mardika.
Sementara itu dari Kecamatan Seram Barat Piru (Pulau Seram) Kabupataen Dati II Maluku tengah dilaporkan bahwa pada hari Rabu, 18 Agustus
1999 Desa Piru yang juga berkedudukan sebagai kota Kecamatan, telah diserang oleh warga muslim dari beberapa dusun tetangga seperti Dusun
Taman Jaya, Masika Jayadan lain-lain yang umumnya berpenduduk suku Buton. Akibatnya hingga saat ini warga kristen kota piru memilih
untuk masuk hutan mencari perlindungan.
Sedangkan pada hari Kamis tengah malam, Desa Loki, Desa Siaputy dan
Dusun Wailisa sempat dibumihanguskan oleh warga muslim dari Desa Luhu, Iha, La Ala, Tanah Goyang dan juga diperkirakan warga muslim
yang menyebrang dari jasirah Leihitu (Hitu). Laporan terakhir menjelaskan akibat penyerangan ini rumah-rumah warga kristen Loki,
Siaputy dan Wailisa , 5 (lima) buah gereja rusak terbakar dan 4 (empat) orang warga Desa Loki mengalami luka berat.
Warga kristen Desa Loki, Siaputy dan Wailisa termasuk warga Dusun Papora yang dibumuhanguskan dalam kerusuhan Januari 1999 dan
mengungsi ke Desa loki terpaksa mengungsi ke hutan dan hingga kini belum diketahui nasibnya.
SALA WAKU - MALUKU
|