Hari-hariku di LP Tanjung Gusta
Kamis, 29 September
1994.
-------------------------
Jam 05.30, aku sudah bangun dan perasaanku segar dan prima.
Aku berdoa minta
kekuatan menghadapi sidang pagi ini. Aku bilang
sama Tuhan, kalau
kuk ini tidak Engkau aparat dari padaku, beri-
lah aku
kemampuan menghadapinya, dan pakailah semua itu demi
kemuliaan Mu saja.
Sehabis itu aku sport.
Jam 08.00 pagi, walaupun belum dipanggil, aku sudah ada di
register kamar
pemberangkatan. Sudah ada disana Jaksa Manik dan
Mayo Pol.
Panjang.
Jam 08.30 kamipun berangkat, aku salami semua pegawai L.P
yang ada disitu,
aku mohon doa dan dukungan mereka. Semua mereka
berkata "Tuhan
memberkatimu".
Seperti sebelumnya kami melewati pasar Sunggal dengan penga-
walan yang ketat,
pakai vorriders. Sekarang aku nikmati pengawa-
lan ini, aku tidak
lagi tegang, aku santai tetapi tetap waspada.
Tiba di pengadilan, di mana kerumunan itu aku lihat isteri-
ku. Aku berpenampilan
setegar mungkin, apalagi kemarinnya aku
gunting rambut
dan bercukur. Aku diberi istirahat sejenak di
tempatku biasanya
dikawal menunggu.
Setelah hakim sudah memasuki ruang sidang, aku disuruh
masuk, dan hakim
mempersilahkanku duduk setelah terlebih dulu
kuberi hormat.
Hakim bertanya "sehat?" aku jawab "sehat dan
segar".
Selanjutnya hakim mempersilahkan aku melanjutkan pemba-
caan eksepsi yang
masih tersisa. Sebelum membacakan lanjutan
eksepsi aku minta
pada hakim agar di benarkan bertemu sesuai
pasal 60 dan 61
KUHAP. Aku beritahu setelah aku, tim penasehat
hukumpun dipersilahkan
membacakan eksepsinya. Mangasi Simbolon
adalah juru bicara
tim pembela membacakanya.
Semua persidangan hanya berlangsung satu jam. Sidang dilan-
jutkan selasa
4 oktober 1994, dengan acara tangkisan Jaksa atas
eksepsi terdakwa
dan tim penasihat hukum. Sidangpun ditutup.
Jam 10.30 kami sudah tiba di LP. Pada saat bersamaan, tahan-
an lainnya yang
hendak sidang baru berangkat. Aku salami semua
pegawai LP yang
paginya kusalami.
Tidak berapa lama, istri dan ibu mertuaku menyusul. Sore
ini, istriku kembali
ke Jakarta, fligh jam 17.00. Pada hari itu
kami berfoto-foto
bersama para pegawai LP sebagai kenang-kenangan.
Jam 15.00 istrikupun
meninggalkan LP diantar ibu mertuaku ke
airport. Aku pikir,
aku tidak ada tamu lagi.
(sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
(Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)