Hari-hariku di LP Tanjung Gusta
Jum'at 14 Oktober
1994.
-----------------------
Bangun paginya, perasaanku sudah sehat, tapi masih lemas.
Aku bersyukur
sama Tuhan aku diberi kesehatan, dan aku dikenyang-
kan oleh FirmanNya.
Satu hari itu aku pergunakan waktu tidur.
Jam 16.00 , kami adakan pertemuan antara SBSI dan GAM. Kami
mendiskusikan
perjuangan ke depan, kontritisasi dari percakapan-
percakapan sebelumnya.
Hal ini sudah disepakati beberapa hari
sebelumnya.
Jam 18.00 ketika kami sedang asyik berdiskusi, aku dipanggil
ke regitrasi.
Teman-temanpu terus was-was jangan-jangan karena
adanya pertemuan
ini.
Ketika aku sampai di regitrasi, aku lihat Jaksa Manik dan
dua orang temannya
ada di meja Saaragih. Manik bicara "Pak Much-
tar siapkan seluruh
barang-barangnya, sekarang dipindahkan ke
Rutan Tanjung
Gusta (jaraknya kurang lebih 300 meter dari LP). Aku
tanya, apa alasannya?
"saya hanya menjalankan perintah" dan
surat-surat penyerahannya
pun sudah selesai tandasnya. Kalau
saya
tidak bersedia "dipaksa" tegasnya. Kalau begitu saya re-
nungkan dua puluh
menit kataku. Silahkan katanya.
Aku pergi menuju selku, teman-teman yang berdiskusi tadi
sudah bubar.
Kepada mereka kuberitahukan kejadian itu, dan kubi-
lang aku akan
lawan dan minta seluruh dukungan tahanan dan napi.
Informasi tersebar
ke seluruh Blok. Sesampai di selku aku terin-
gat penetapan
Hakim aku ditahan di Rutan L.P. Aku bawa surat itu
ke registrasi.
Diwajahku terbayang wajah Jaksa Manik, aku kasihan
sama dia, dia
bagaikan robot menjalankan tugas. Sebab aku yakin
ini bertentangan
dengan isi hatinya.
Kok cepat tidak sampai 20 menit? komentar Saragih, aku
tersenyum dan
kuserahkan penetapan Hakim. Dan ku katakan kalau
saya dipaksa
dipindahkan akan saya lawan. Lalu mereka kutinggal-
kan aku diantar
temanku Papilo Butar-butar. Keteman-teman aku
beritahukan perkembangan
itu, dan ku ajak ikut membantu. Kukata-
kan "kalau aku
berteriak, semua ikut membantu".
Lalu aku lakukan latihan berteriak oooi ...... Jaksa ...
jangan main paksa!!
aku berteriak sekuat-kuatnya. Semua Blok
kedengaran riuh
menyambut teriakan itu dengan teriakan dan gaya
masing-masing.
Ada teriak hantam, lawan ada yang sekedar teriak
auoooo .....
sebentar saja petugas L.P banyak berkumpul di Blok F
"ada apa, ada
apa" tanya Papilo sebagai perwira jaga, ku jawab
enteng, aku sedang
melatih diri melawan jaksa memaksa memindahkan
saya.
Papilo menenangkan aku dia bilang tenanglah "pasti tidak
dipindahkan malam
ini". Tidak bisa dipindahkan malam hari lanjut-
nya. Aku
pun tenang tidur malam harinya.
(sumber: Jurnal Muchtar Pakpahan, INDONESIA-L: apakabar@clark.net)
(Hari-hariku di LP Tanjung Gusta)