Bab III
Analisis Hasil Penelitian
3. Mengapa KLK Rerekayasa?
Ditinjau dari latar alasan pihak
KLK melakukan rekayasa, dapat dianalisis sebagai berikut:
-
Keterlibatan pihak militer, dapat
disimpulkan sebagai kelanjutan rekayasa sebelumnya dalam rangka "menggoyang"
kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid. Seperti diketahui, sebelum pecahnya
peristiwa 10 Oktober 1996, Kasosspol ABRI Letjen TNI Syarwan Hamid pernah
melontarkan isu bahwa organisasi NU pernah kesusupan PKI. Setelah isu itu
reda, maka ia melontarkan tuduhan bahwa KH Abdurrahman Wahid terlibat gerakan
PRD yang berhaluan komunis. Bahkan Syarwan Hamid menuduh KH Abdurrahman
Wahid sebagai tokoh agama yang berbahaya karena bersekongkol dengan Megawati
Soekarnoputeri untuk menggulingkan kekuasaan seibarat persekongkolan Kardinal
Sin dan Corry Aquino saat menumbangkan rezim Marcos di Filipina.
Latar alasan Syarwan Hamid yang
sedemikian rupa menggebu-gebu dalam upaya "menjatuhkan" KH Abdurrahman
Wahid, ditengarai berkaitan dengan proses suksesi di mana Syarwan Hamid
termasuk orang yang berambisi menjadi wakil Presiden. Keberadaan KH Abdurrahman
Wahid selaku pimpinan~organisasi berbasis massa besar yang tidak bisa diajak
kompromi oleh para ambisius yang mengincar jabatan Wapres, menjadikan orang
tersebut berkepentingan menjatuhkan KH Abdurrahman Wahid untuk diganti
dengan pimpinan yang bisa diajaknya berkompromi.
-
Keterlibatan kelompok Muhammadiyah
dan ICMI -- dalam kasus itu -- dapat dikata sebagai fenomena klise pertentangan
antara golongan muslim Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah dan Wahabi ditambah ambisi
pribadi para pimpinan Muhammadiyah dan ICMI dalam rangka mengantisipasi
suksesi. Ini sudah terlihat, sejak tokoh AR dan AS merekayasa PRD untuk
menjatuhkan pimpinan NU. Pengerahan Apel Akbar Kokam yang ingin menyaingi
Apel Akbar Banser, menunjukkan tanda-tanda tersebut.
-
Keterlibatan kelompok KH Zaini Abdul
Aziz dalam konteks ini lebih dilihat sebagai "obyek penyerta" saja dari
suatu rekayasa. Latar alasannya, dapat diasumsikan berkaitan dengan bantuan
finansial.
-
Keterlibatan kelompok birokrat jelas
berkaitan dengan kepentingan Golkar yang berusaha menjebol "benteng" PPP
di Situbondo. Alasan ini setidaknya terlihat dari prolog pecahnya keributan
di Balai Desa Mimbaan, Situbondo pada medio Juni.
-
Keterlibatan kelompok preman, jelas
memiliki alasan utama yakni mereka dibayar oleh kelompok tertentu untuk
membuat I kekisruhan di Situbondo. Fenomera ini sudah bukan hal baru dalam
kehidupan politik dewasa ini. Bahkan pemanfaatan preman-preman untuk tujuan
politik, sempat diprotes oleh sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat
yang membuat himbauan kepada pemerintah Indonesia agar membubarkan organisasi
yang menampung dan melegalisasi keberadaan preman.
[Daftar Isi]
[Previous] [Next]