Pertanyaan Fauzi yang menyebut "banyak kalangan" setidaknya menunjukkan betapa kuatnya opini itu dibentuk. Namun demikian, bagi masyarakat Situbondo baik dari kalangan muslim maupun non-muslim merasa tidak yakin jika KH Achmad Sofyan mendalangi peristiwa kerusuhan itu. Kesaksian masyarakat penonton terhadap peristiwa yang banyak, menyimpan kejanggalan itu, paling tidak adalah faktor penentu bagi kebenaran opini tersebut.
Masyarakat Situbondo baik muslim maupun non-muslim umumnya memahami jika KH Achmad Sofyan dan seumumnya kiai NU adalah tokah-tokoh yang sangat moderat. Hubungan tradisional antara warga Situbondo beretnis Madura dengan warga keturunan Cina non-muslim, tidak pernah menimbulkan masalah. Mereka hidup dengan penuh toleransi. Karena itu, mereka tidak yakin jika warga moderat seperti pimpinan NU ini bisa bertindak tidak toleran seperti itu.
Samuel Lie, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Situbondo menyatakan bahwa secara pribadi ia tidak yakin para kiai NU berada di balik kerusuhan itu apalagi Gus Dur selaku pimpinan pusat begitu moderat dan toleran. Karena itu, ungkap Samuel, ia tidak akan memasalahkan apakah para pelaku itu dituntut atau dibebaskan murni. "Saya sendiri pasrah saja. Semua ini saya anggap sebagai hikmah. Tapi saya tidak percaya kalau pihak NU yang mendalangi peristiwa ini," ujar Samuel Lie.
Franky Sastrowijoyo, pengusaha sukses Situbondo menyatakan juga bahwa ia tidak mempercayai jika Kiai Sofyan selaku pimpinan NU Situbondo terlibat dalam kasus itu. Sebab, ungkap Franky, Kiai Sofyan selama dikenal sangat dekat berhubungan dengan siapa saja termasuk warga keturunan Cina yang non-muslim. "Bahkan saya membuat kerjasama dengan beliau dalam hal ekonomi yaitu jika pembeli di toko-toko milik saya menunjukkan kartu anggota NU, maka seluruh barang yang dibeli akan dikorting 5 prosen. Gagasan kerjasama itu ya dari Kiai Sotyan," ujar, Franky.