Big Picture and Gap Analysis (Presented in LM 2002)

********************* THE WHY ********************

Saya ingin mengunakan kesempatan saya dalam memberi gambaran besar posisi kita(ICF sekarang) kepada kalian pemimpin-pemimpin ICF untuk memberi pengertian dan sebuah ‘sense of urgency’ untuk LM kali ini.  Dan saya akan mulai dengan membahas hal yang paling menonjol, mendasari dan memotivasi dari semua bagian big picture ini.

 Saya ingin membawa para peserta LM kembali memikirkan motivasi kita yang paling dasar untuk berLM, selain daripada motivasi untuk merumuskan Core Bisnis, memikirkan Indonesia, atau membangun network antar ICF.  Setiap kali kita dipertanyakan kenapa kita melakukan ini semua—menghabiskan liburan thanksgiving kita dengan melakukan perjalanan yang tidak sebentar dan persiapan yang tidak sedikit—, banyak jawaban yang bisa dilontarkan tapi hanya satu jawaban yang paling tepat adalah kayu salibNyalah yang memotivasi kita untuk melakukan ini semua.  Dan ada kemungkinan bahwa cerita ini seolah menjadi cerita lama untuk kita—para pemimpin Kristen—dan perlu bahan pelajaran yang baru, tapi sesungguhnya kita tidak akan pernah bisa sepenuhnya memahami pengorbanan Yesus untuk umatNya.  John Newton mengunakan kata ‘Amazing Grace’ yang ‘amazing’ berarti sesuatu yang menakjukan, mengheranan.  Begitulah pula kita umat yang di selamatkan tidak pernah bisa mengerti tentang betapa dalam kasihNya Tuhan kepada kita.

Apakah dampaknya kayu salib itu buat kita?  Yang paling jelas adalah tanpa salibNya kita tidak akan bisa mengadakan LM ini ataupun kalau kita adakan adalah sia-sia belaka, sesuai dengan Efesus 2:1 yaitu sebelum diselamatkan manusia sudah mati dalam dosa-dosanya dan sekalipun kita mengetahui kalo Tuhan menghukum mati manusia yang berdosa, kita tetap melakukan dosa (Roma 1:32) dan tidak mampu untuk melakukan apapun yang bahkan kita tahu adalah benar (Roma 7:14-20).  Kesimpulan nya kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri, bahkan tidak dengan perbuatan baik sebanyak apapun atau pelayanan kita yang membawa banyak orang ke Tuhan.  Dan Paulus menjelaskan ketidak-berdayaan manusia didalam dosa di Roma 7: 24 dan dilanjutkan di ayat berikutnya dengan pernyataan terima kasih atas penyelamatan kita dari dosa oleh Tuhan Yesus.

Dan yang sangatlah penting untuk dimengerti ketidak-berdayaan manusia yang berada dalam lingkaran setan sebelum terjadinya keselamatan.  Dengan pengertian itu maka jelaslah kalau keselamatan kita itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha kita(Efesus 2:8-9) karena keberadaan kita yang tidak berdaya karena terputus hubungan dari Allah dan ini membawa kita kepada pengertian bahwa keselamatan kita sungguh-sungguh bergantung pada Yesus semata yang mengambil inisiatif untuk merukunkan kembali hubungan kita dengan Allah Bapa dengan cara menjadi wakil kita didepan Allah Bapa(Roma 3:21-26, Roma 5:1-11).  Fakta ini sungguh harus membuat kita rendah hati sebagai pelayan Tuhan karena pelayanan kita justru tidak ada sangkut pautnya dengan hak keselamatan kita tapi malahan adalah sebuah hak istimewa yang diberikan kepada kita karena kita sudah dipilih untuk diselamatkan dan melayaniNya.  Dan pelayanan kita hanyalah bentuk pelaksanaan perintah Tuhan bagi kita yang sudah terpanggil(baca 2 Petrus 1:3-8)

Hanya setelah kita mengerti/diingatkan kenapa kita melakukan sesuatu barulah kita bisa mulai/kembali melakukan sesuatu dengan sepenuhnya karena kita tahu bahwa sungguhlah sesuatu yang berharga semua yang kita lakukan ini dan bukan sekedar rutinitas belaka.

******************** NOW WHAT? *******************

Salah satu perintah Tuhan Yesus adalah menjadi terang dan garam dunia (baca Matius 5:13-16)  Yang dimaksud dengan menjadi garam adalah memberi dampak pada komunitasnya dan ini bukan sesuatu yang sukarela sifatnya bagi orang-orang yang sudah dipilih .Ini terlihat dari penekanan Yesus kepada orang Kristen yang sudah tidak lagi mau memikul beban untuk memberi dampak pada lingkungan nya “But if the salt loses its saltiness, how can it be made salty again?  It is no longer good for anything, except to be thrown out and trampled by men.”  Kalimat ini sungguh harus benar-benar membuat kita lebih takut lagi akan Firmannya karena konsequensi yang akan terjadi kepada tentang orang Kristen yang menjadi acuh tak acuh terhadap komunitasnya.

Yang dimaksud dengan terang adalah untuk menunjukan kita identitas kita kepada dunia kalau kita adalah orang-orang pilihan Tuhan.  Dan ini tidak untuk disamakan dengan pamer perbuatan baik tetapi ini adalah sifat yang berani untuk berbuat yang benar dan memuliakan Tuhan.  Beberapa tindakan yang adalah menutupi terang kita adalah:

(1)   Berdiam diri ketika harus berani berbicara

(2)   Membaurkan tingkah laku dengan orang tidak percaya

(3)   Menyangkal terang

(4)   Membiarkan dosa menutupi terang kita

(5)   Tidak menjelaskan terang kita ke orang lain

(6)   Mentidak-pedulikan kebutuhan orang lain

Terang dan garam adalah 2 penekanan yang berbeda pada hal yang sama karena dengan menjadi terang kita telah mengarami dunia dan begitu pula sebaiknya, tetapi penekanan garam adalah memberikan dampak kepada komunitas dan penekanan terang adalah menjadi contoh/penunjuk jalan buat komunitas.  Dan sebetulnya banyak ICF termaksud KTB purdue yang sudah mengadopsi perintah ini untuk menjadi visi/dream persekutuan tersebut(KTB Purdue Dream :”Menjadi salt and light sebagai komunitas Kristen Indonesia).

****************** THE HURDLE ******************

(1) Karena misi kita adalah untuk mengarami dan menerangi komunitas kita dengan mudah kita bisa menarik kesimpulan bahwa komunitas yang dimaksud adalah komunitas yang tawar dan gelap.  Dan adalah justru berlawanan dengan misi kita kalau kita tetap berdiam di lingkungan yang sudah terang dan tidak butuh di garamin, yang ini di ilustrasikan dengan istilah‘comfort zone’.  (2) Terlebih lagi kita bisa menyimpulkan dari membaca doa Tuhan Yesus untuk murid-muridnya di Yohanes 17 :13-19 tentang realitas dunia tempat kita berada adalah bermusuhan dengan nilai-nilai kita sebagai orang percaya.  Dari dua kalimat diatas saya akan rangkum kalimat pertama dan kedua dengan “They(kita orang pilihan) are not of the world(ayat 14 dan 16)”à kalimat ke 2 tapi, “I have sent them into the World”(ayat 18) dan “they are still in the world”(ayat 11) à kalimat ke 1

Dan kita bisa melihat kalau rintangannya dijelaskan pada kalimat ke 2 bahwa misi kita mendapat rintangan justru dari lingkungan yang paling membutuhkan terang dan garam tersebut.  Namun membaca doa Tuhan Yesus tersebut itu memberi kita kebahagian bahwa doa Tuhan Yesus menyertai misi kita tersebut.

Saya banyak temukan dalam mempelajari alkitab bahwa Tuhan memilih orang-orang yang justru banyak di remehkan/dimusuhin komunitasnya(Daud, Yusuf, Musa dll) untuk menjalankan misinya dalam membawa dampak besar/perubahan sejarah untuk bangsaNya.  Dan justru begitulah, Tuhan mengunakan tokoh-tokoh yang bergantung padaNya untuk memuliakan namaNya melalui hasil pekerjaannya.  Dan sekarang kita akan coba melihat kedalam kisah yang identik di kitab Nehemia yang menceritakan seorang hamba Tuhan yang menjadi garam dan terang bagi komunitasnya yang penuh rintangan.

********** CASE EXAMPLE : NEHEMIAH *********

“What this church needs is . . . !” “I can’t believe our government officials.  If I were there I would . . . !” “Our schools are really in a bad shape.  Some one ought to do something!”

Griper, complainer, self-proclaimed prophets, and “armchair quarterbacks” abound.  It is easy to analyze, scrutinize, and talk about all the problem in the world.  But we really need people who will not just discuss a situation, but will do something about it!

Nehemiah saw a problem and was distressed.  Instead of complaining or wallowing in self-pity and grief, he took action.  Nehemiah knew that God wanted him to motivate the Jews to rebuild Jerusalem’s wall, so he left a responsible position in the Persian government to do what God wanted.  Nehemiah knew God could use his talents to get the job done.  From the moment he arrived in Jerusalem, everyone knew who was in charge.  He organized, managed, and supervised, encouraged and met opposition, confronted injustice, and kept going until the wall were built.  Nehemiah was a man of action.

As the story begins, Nehemiah was talking with fellow jews who reported that the walls and gates of Jerusalem were in disrepair.  This was disturbing news, and rebuilding those walls became Nehemiah’s burden.  At the appropriate time, Nehemiah asked King Artaxerxes for permission to go to Jerusalem to rebuild its fallen walls.  The King approved.

Armed with royal letters, Nehemiah traveled to Jerusalem.  He organized the people into groups and assigned them to spesific sections of the wall(chapter 3).   The construction project was not without opposition, however.  Sanballat, Tobiah, and others tried to halt the work with insults, ridicule, threats, and sabotage.  Some of the workers became fearful, other weary.  In each case, Nehemiah employed a strategy to frustate the enemies—prayer, encouragement, guard duty, consolidation(chapter 4).  But a different problem arose—an internal one.  Rich Jews were profitering off the plight of their working countrymen.  Hearing of their oppresion and greed, Nehemiah confronted the extortioners face to face(chapter 5). Then, with the walls almost complete, Sanballat, Tobiah, and company tried one last time to stop Nehemiah.  But Nehemiah stood firm, and the wall was finished in just 52 days.  What a tremendous monument to God’s love and faithfullness.  Enemies and friends alike knew that God had helped(chapter 6)

After building the walls, Nehemiah continued to organize the people, taking a registration  and appointing gatekeepers, Levites, and other officials(chapter 7).  Ezra led the the city in the worship and Bible instruction(chapter 8,9).  This led to a reaffirmation of faith and religious revival as the people promised to serve God faithfully(chapters 10, 11).

Nehemiah closes with the listing of the clans and their leaders, the dedication of the new wall of Jerusalem, and the purging of sin from the land(chapters12, 13).  As you read this book, watch Nehemiah in action –and determine to b0e a person on whom God can depend to act for him in the world.

Strengths and accomplishments:

  • A man of character, persistence, and prayer
  • Brilliant planner, organizer, and motivator
  • Under his leadership, the wall around Jerusalem was rebuilt in 52 days
  • As a political leader, led the nation to religious reform and spiritual awakening
  • Was calm under opposition
  • Was capable of being bluntly honest with his people when they were sinning

Lesson from his life:

  • The first step in any venture is to pray
  • People under God’s direction can accomplished impossible tasks
  • There are two parts to real service for God: talking with him and walking with him

God is in the business of working through his people to accomplish seemingly impossible tasks. God aften shapess people with personality characteristics, experiencesm and training that prepare them for his purpose, and usually the people have no idea what God has in store for them, God prepared and position ed Nehemiah to accomplish one of the bible’s “impossible” tasks.

Quoted from Iife Application Study Bible, New King James Version by Tyndale House Publishers, INC

 ****************** WHAT ABOUT US? **************

 REALITY CHECK!

Siapakah kita?

  • Permuda/di Kristen
  • Warga Indonesia di Amerika
  • Pelajar/Pekerja
  • Pemimpin ICF
  • Golongan kaum penghasilan menengah atas

Keuntungan kita?

  • Network Internasional
  • Kemampuan Bahasa Inggris baik
  • Berpendidikan tinggi
  • Banyak resources

ICF sekarang? (berdasarkan hasil penemuan LMTeam)

  • Focus kepada spiritual development
  • Ciptakan banyak program bagus dan menjadi terlalu sibuk mengurusnya
  • Pembentukan ‘key leader’ yang kurang terorganisir
  • Program kurang disesuaikan dengan visi
  • Kurang mengerti situasi di Indonesia
  • Kurang mengerti situasi gereja di Indonesia

Situasi di Indonesia?

  • Kepemimpinan yang lemah
  • Ekonomi terpuruk
  • Kekurangan suara Kristen di pemerintah à situasi yang merugikan umat kristen di Indonesia
  • Terbelakang secara teknologi dan pendidikan

******************* GAP ANALYSIS *****************

What is missing in the big picture?  à Ideal(Nehemiah) Vs Realita(ICF)

  • Kepedulian nasional seperti Nehemiah?
  • Dampak yang nyata buat lingkungan?
  • Melangkah keluar dari ‘comfort zone’?
  • Goal hidup yang tidak mementingkan diri sendiri?
  • Organisasi yang lebih berkesinambungan visi dan program?

********************** SOLUTION *******************

What would Nehemiah do? Solusi?

  • Berdoa, berdoa, dan berdoa
  • Berstrategi diikuti dengan tindakan nyata
  • Mengumpulkan ‘key people’ dan menularkan kepedulian/memotivasi
  • Mengorganize, manage, dan supervise
  • Follow up dan melakukan pembentukan character

************* QUESTIONS & ANSWERS ***********

 ***************** CLOSING STORY *****************

 Saya ingin menutup session kali ini dengan membaca Matius 9:35-38.  Saya mengpararelkan Indonesia sekarang dengan domba yang membutuhkan seorang gembala dan ladang banyak membutuhkan pekerja Tuhan.  Kalau generasi muda Kristen Indonesia dapat mempunyai hati untuk memberi dampak di Indonesia/ladang Tuhan, kemuliaan Tuhan dapat di pancarkan melalui pekerja-pekerja Tuhan dan panennya yang melimpah .

************ AYAT-AYAT YANG DIPAKAI **********

 Efesus 2:1Kamudahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu

Roma 1:32Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.

Roma 7:14-20 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.  Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.  Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.  Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.  Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.  Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.  Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.

Roma 7:24-25 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?  Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Roma 3:21-26 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.  Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.  Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.  Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Roma 5:1-11 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.  Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.  Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.  Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.  Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.  Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–.   Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.  Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.  Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!  Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

 2 Petrus 1:3-8 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.  Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.  Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.  Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Matius 5:13-16 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.  Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.  Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.  Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Yohanes 17:13-19 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.  (14) Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.  (14) Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.  (15) Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.  (16) Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.  (17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.  (18) Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia;  (19) dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.

 ******************** REFERENCE ******************

 Iife Application Study Bible, New King James Version by Tyndale House Publishers, INC.

Growing Strong in God’s Family by NAV Press.

Deepening your Roots in God’s Family by NAV Press.

Bearing Fruit in God’s Family by NAV Press